Jumat, 08 Juli 2016

Inikah empedu kehidupan?

Aku lahir dikehidupan yang tak terlalu berada, hidupku sederhana. Aku memiliki seorang yang kalian panggil "IBU" dan seorang yang kalian panggil "AYAH". Aku juga punya saudara kandung dua orang, yang mungkin nasib kami juga akan sama. Terbesit dibenakku "Aku iri melihat teman- temanku bahkan saudaraku". Mungkin Jika Aku bisa meminta kembali, tuhan ambil aku kembali dan jangan pernah lahirkan aku didalam keluarga ini. Jika setiap anak punya salah satu dari keluarga mereka yang bisa jadi sandaran, pendengar ,penasehat bahkan penyemangat saat kau lemah, berbeda dengan aku. Umur ku sekarang 22 tahun dan sudah sejak kecil sedikit pun aku tidak merasakan nya. Saat kau bisa bercerita keluh dan kesahmu, lelahmu, keputus asaanmu yang memberikan suatu dorongan motivasi untuk bergerak maju berlari mengejar mimpimu, aku bahkan sebaliknya. Aku tak merasakan sosok ibu yang memberikan ku semangat saat aku jatuh terpuruk,aku tak bisa bercerita pada seorang ibu ssat aku sedih,bukan tak bisa tapi dia tak pernah hadir dalam kesakitanku. Aku iri sangat iri melihat semua anak bisa punya salah seorang tua mereka yang bisa jadi tempat berlindung dan penopang nya. peringkat kelasku jatuh bukan semangat untuk belajar giat yang aku dapat,malah cacian bahkan lecutan kayu ditubuhku. Aku bingung dan gundah saat menhadapi ujian di kuliah ku,bukan semangat yang aku dapat melainkan hinaan,fitnahan bahkan omongan kasar dari orang tuaku sendiri. Bahkan saat aku berjuang keras membagi waktuku untuk kuliah dan bekerja tetap saja aku difitnah hanya menghabiskan semua uang mereka. Keluarga ku tak sebahagia yang kalian lihat, bahkan aku merasa sangat tersiksa dan ingin lepas dari lingkaran setan ini. Ayah? Dia tak beda jauh dengan ibu. Saat dia bermasalah dengan ibu dia jelekkan padaku. Saat ibuku bermasalah dengannya dia menjelekkan pada anaknya. Bahkan saat aku bermasalah dengan mereka m, semua kejelkan yang tak aku buat, semua perbuatan yang tak aku buat diceritakan kepada orang lain, dan diumbar pada setiap orang. Hidup dikeluarga yang hampir broken home, hidup dikeluarga yang saling menjelek jelekan satu sama lain membuat aku dan adikku lelah di keluarga ini, aku seperti dipasung dan memberontak lepas,tapi jeratan rantai dan gembok nya terlalu hebat mencengkram nasibku. Malu? Mungkin mereka tidak, tapi aku iya, ingin rasanya aku marah pada nasib ku, ingin rasanya aku marah pada hidupku, tapi semua bisa berubah? jawabannya tidak. Dan ssat semua telah selesai aku akan pergi bahkan sejauh mungkin untuk tak kembali lagi.